Abadi Dalam Aksara
Kutuliskan engkau ke dalam puisi,
Sebab aku tak ingin hal indah sepertimuTak aku miliki,
Sekalipun hanya kata-kata.
Engkau hadir bagai embun di pagi hari,
Sejuk yang menari di ujung dedaunan,
Membawa cahaya yang hangat namun lembut,
Menembus retakan jiwaku yang sunyi,
Membangunkan harapan dari tidur panjangnya.
Aku merangkai aksara seolah merajut kenangan,
Menjahit luka dengan benang rindu,
Menyulam serpihan waktu yang berserak,
Agar bayanganmu terukir abadi di dinding kalbu.
Kutuliskan engkau ke dalam puisi,
Bukan hanya karena keindahanmu semata,
Melainkan karena engkau adalah gema rasa,
Yang menari di ruang jiwaku yang tak henti memanggil,
Menggema di lorong-lorong batin yang tak tersentuh.
Biar kata-kata ini menjadi perahu kecil,
Menghanyutkan rinduku ke samudra hatimu,
Menyusuri arus takdir yang berliku-liku,
Agar sekalipun hanya dalam aksara,
Aku tahu, engkau akan selalu kumiliki,
Hadir di setiap denyut nafasku yang memanggil namamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar