Powered By Blogger
/

Selamat datang di blog ini, di mana setiap kata memiliki cerita. Setiap tulisan adalah sebuah perjalanan, mengungkapkan kisah-kisah yang terkadang tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari. Di sini, kami berbagi refleksi, inspirasi, dan pemikiran yang mengajak pembaca untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Setiap kata yang tertulis memiliki makna, dan setiap cerita yang diceritakan memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan menggugah hati.

Senin, 10 Maret 2025

Menulis Namamu di Keabadian

Menulis Namamu di Keabadian


Aku berpuisi sebisanya,

seperti hujan yang jatuh tanpa tahu di mana ia berakhir,

seperti angin yang berembus tanpa pernah bisa memiliki apa pun.

Aku merangkai kata dari luka yang tak kunjung sembuh,

menjahit rindu yang koyak oleh jarak,

membasuh kenangan yang semakin pudar dalam ingatan,

namun tak pernah lenyap di hati.


Aku mencintaimu dengan segenap yang kumiliki,

dengan waktu yang mengikis segala sesuatu,

dengan detik-detik yang terus berjatuhan seperti daun tua,

dengan tubuh yang perlahan ditelan usia,

dengan hati yang tetap bertahan meski dunia tak lagi sama.

Aku mencintaimu tanpa menuntut kembali,

tanpa meminta balasan,

sebab mencintai sudah cukup menjadi alasan untuk tetap hidup.



Aku menulis namamu di setiap senja,

pada angin yang berbisik di celah jendela,

pada air yang mengalir tanpa henti di sungai sunyi,

pada langit yang tak pernah lelah menjadi saksi

bahwa aku ada—dan aku masih menunggu.


Aku mencintaimu sehabis usia,

bukan hanya hari ini, bukan hanya besok,

tetapi hingga tubuhku menjadi debu,

hingga namaku hanya gema yang samar di bibir waktu,

hingga ingatan tentangku hanyut bersama musim yang berganti.

Aku mencintaimu dalam diam yang panjang,

dalam sepi yang menggema di dada,

dalam doa-doa yang tak pernah absen di penghujung malam.


Jika esok aku tak lagi ada,

biarlah puisi ini menjadi jejak yang kutinggalkan,

biarlah setiap kata yang kutulis menjadi saksi,

bahwa aku pernah hidup dalam rindumu,

bahwa aku pernah mencintaimu lebih dari sekadar kata-kata,

lebih dari batas waktu yang diberikan semesta.


Aku berpuisi sebisanya,

dan mencintaimu sehabis usia,

sepanjang yang diizinkan waktu,

sekuat yang sanggup ditanggung hati.



Baca Juga : Kisah Yang Tetap Ada

1 komentar:

Anonim mengatakan...

❤️❤️

Postingan Populer

Arsip Blog